20% OFF

Free Shipping on all U.S. Orders $50+

Berita

Kisah Pengusaha Lokal yang Berekspansi ke 5 Benua Lewat Bisnis Kertas Warna

Jakarta, CNBC Indonesia Perusahaan lokal asal awa Tengah Margono Paper berhasil merambah 5 benua lewat produknya, yaitu fancy paper (kertas motif berwarna). Total ada 50 negara yang menjadi tujuan ekspor dan merupakan pasar non tradisional.

Direktur Ekspor PT Margono Paper, Ferianti Chandranta, bercerita lonjakan permintaan tersebut terjadi ketika pandemi Covid-19. Kala itu, pabrik fancy paper di Eropa dan China tutup.

Margono Paper sempat sulit memenuhi permintaan karena keterbatasan operasional, sehingga membutuhkan tambahan modal kerja. Masalah ini terpecahkan dengan bantuan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

"LPEI hadir dengan berbagai produk yang dapat membantu pelaku usaha berorientasi ekspor. Dukungan pembiayaan LPEI mampu meningkatkan daya saing perusahaan untuk menembus pasar global, termasuk ekspor ke negara-negara non tradisional. Dengan bunga yang sangat kompetitif kami bisa memperlancar cashflow dan menambah modal untuk membeli bahan baku, yang pada akhirnya mendorong inovasi perusahaan dengan menambah variasi produk lain," kata Ferianti.

LPEI berfokus pada peningkatan ekspor Indonesia. Antara lain meningkatkan hubungan perdagangan yang kuat antara Jawa Tengah dengan beberapa negara ekonomi terbesar di dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jawa Tengah saat ini memiliki 2.261 eksportir dengan rincian 1.897 eksportir dengan nilai ekspor di bawah Rp50 miliar, 296 eksportir dengan nilai ekspor Rp50-500 miliar, dan 68 eksportir dengan nilai ekspor di atas Rp500 miliar.

Distribusi ekspor Jawa Tengah didominasi oleh beberapa komoditas utama, seperti pakaian dan aksesoris bukan rajutan (20,18%), pakaian dan aksesoris rajutan (12,24%), alas kaki (11,01%), kayu dan barang dari kayu (9,98%), serta perabotan, lampu, dan alat penerangan (7,20%).

Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 30,43%, disusul oleh Tiongkok (7,66%), Jepang (6,51%), Singapura (6,49%), dan Belanda (5,6%). Selain itu, jumlah buyer yang bekerja sama dengan eksportir Jawa Tengah terus meningkat, dengan 22,25% di antaranya merupakan buyer yang loyal.

"LPEI mendukung peningkatan ekspor pelaku usaha dengan memberikan fasilitas seperti Business Matching untuk memperluas akses ke buyer internasional, baik secara konvensional maupun digital." kata Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis Maqin U. Norhadi.

Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist LPEI, Rini Satriani menganalisis pertumbuhan ekspor Jawa Tengah akan tetap stabil hingga tahun 2025, didukung oleh sejumlah produk unggulan. "Beberapa produk memiliki nilai peluang ekspor signifikan di 2024 ini antara lain Produk Kayu diperkirakan mencapai nilai USD2,20 miliar, produk Furniture senilia USD2,30 miliar dan minyak Atsiri untuk beauty products yang diperkirakan mencapai nilai USD1,40 miliar."

Pada kesempatan yang sama, LPEI menjelaskan fasilitas dan dukungan LPEI kepada pelaku UKM ekspor. Para UKM Ekspor dapat memanfaatkan berbagai Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) sesuai dengan profil/karakteristik ekspor yang ada, antara lain PKE UKM (dirancang untuk UKM berorientasi ekspor), PKE Kawasan (untuk pasar tujuan negara non-tradisional) dan PKE Trade Finance (dengan skema transaksi trade).

Hingga Juni 2024 tercatat LPEI telah melakukan disbursement fasilitas PKE Kawasan sebesar Rp4.247 miliar dengan ekspor lebih dari 40 negara, PKE Trade Finance sebesar Rp8.187 miliar dengan ekspor lebih dari 55 negara, dan PKE UKM hingga Rp 1.058 miliar untuk pangsa ekspor ke lebih dari 65 negara.

Share :
Facebook
Twitter
LinkedIn